disusun oleh:
I Ketut Yuda Suartana
21. 0880
A - 3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
“Analisis SWOT untuk Kecamatan Selat”.
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat
tantangan dan hambatan. Akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita sekalian.
Mataram,
Januari 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR
ISI ......................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ............................................................ 2
1.3
Tujuan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 3
2.1 Analisis SWOT................................................................... 3
2.2 Kecamatan Selat ............................................................... 6
2.2.1 Gambaran Umum..................................................... 6
2.2.2 Monografi Kecamatan ........................................... 7
2.2.3 Potensi Wilayah ....................................................... 8
2.3 Identifikasi dan Pengelompokan Faktor Eksternal.. 12
2.4 Identifikasi dan Pengelompokan Faktor Internal ...... 15
2.5 Perumusan Isu Strategis ................................................. 18
2.6 Manfaat Analisis SWOT....................................................
19
BAB III
PENUTUP .............................................................................. 21
3.1 Kesimpulan ......................................................................... 21
3.2 Saran ..................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
dasarnya setiap daerah memilik potensi yang bisa dikembangkan, namun masyarakat
kurang memiliki pengetahuan untuk menggali potensi yang ada.Disini diperlukan
peran pemerintah untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan yang harus dimiliki
masyarakat untuk mengolah sumber daya atau potensi yang dimiliki alam. Maka ada
sebuah metode yang bisa digunakan yaitu analisis SWOT, dimana metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses,
opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan
tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi
faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai
tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian
menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana
kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses)
yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang
ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman
(threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats)
menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Metode ini akan saya coba
aplikasikan pada kecamatan tempat tinggal saya, yaitu di kecamatan
Selat,kabupaten Karangasem, yang terletak di provinsi Bali. Dimana kecamatan
Selat memiliki tanah yang subur yang diakibatkan oleh sisa abu vulkanik letusan
gunung merapi ( Gunung Agung), sehingga potensi yang bisa digali disini adalah sektor
pertanian dan galian pasir( galian C) dan tidak ketinggalan pula adanya sungai
waja yang dimanfaatkan sebagai tempat olah raga rafting sehingga dapat menarik
wisatawan sehingga bisa berkembang pada sektor pariwisata.
1.2 Rumusan Maslah
Makalah ini mengangkat mengenai
penerapan metode analisis SWOT untuk menggali potensi yang ada dikecamatan
Selat, kabupaten Karangasem yang terletak di Provinsi Bali ini.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana menggunakan
metode analisis SWOT
2. Dapat menggali potensi yang ada
dikecamatan.
3. Untuk memenuhi tugas yang
diberikan dosen pelatihan analisis potensi wilayah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Analisis SWOT
SWOT menurut para ahli : Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan
Fortune
500.
Humphrey
memimpin sebuah proyek penelitian yang akhirnya dikembangkan Team Action Model (TAM) yang merupakan konsep manajemen
yang memungkinkan kelompok eksekutif untuk mengelola perubahan. SWOT adalah
merupakan gagasan dari Humprhey yang berasal dari Stakeholder dan Analisis
SWOT. ", Jika seseorangingin megetahui lebih lanjut tentang penulis di
perpustakaan akademik tidak ada artikel yang terakreditasi kepadanya. Hal yang
biasa terjadi sepertiini bagi seorang penelitian yang tidak memiliki publikasi definitif
asli sebagai sumbernya. Pendekatan TAM adalah salah satu dari sejumlah yang digunakan
oleh peneliti di dunia, meskipun bagi kita pengkreditan untuk Humphrey sebagai
pencipta SWOT tidak dapat didukung.
King
(2004) juga mengakui bahwa sulit untuk melacak asal-usul akronim SWOT. Dia
mengutip Haberberg (2000) sebagai menyatakan bahwa SWOT adalah sebuah konsep
yang digunakan oleh para akademisi Harvard pada tahun 1960-an, dan Turner
(2002) menghubungkan SWOT ke Igor Ansoff (1987), ketenaran Matrix Ansoff ini.
Koch (2000) dianggap sebagai kontribusi dari Weihrich (1982), Dealtry (1992) dan
Wheelan dan Hunger(1998). Sekali lagi sementara ini adalah pandangan umum yang
diterima para pemikir pada topik SWOT, bahkan pengamat umum akan mengakui bahwa
Weihrich (1982) bukanlah pencetus konsep melainkan inovator itu. Sebagai Koch
(2004) komentar dia mengakui bahwa serangkaian SWOT / TOWS analisis memiliki
keuntungan dari matriks sewenang-wenang tunggal. Wheelan dan Kelaparan (1998)
menggunakan SWOT untuk mencari celah dan pertandingan antara kompetensi dan
sumber daya dan lingkungan bisnis. Dealtry (1992) dianggap SWOT dalam hal atau
kelompok dan vektor dengan tema umum dan interaksi. Shinnō et al (2006)
digabung dengan analisis SWOT Analytic Hierarchy Process (AHP) yang peringkat
dan prioritas masing-masing elemen menggunakan perangkat lunak. Shinnō et al
(2006) tidak benar-benar berurusan dengan keterbatasan yang jelas SWOT (lihat
pelajaran kita SWOT untuk penyegaran).
Seseorang
fokuskan kembali mengenai SWOT yang ditawarkan oleh Panagiotou (2003). Dia
memperkenalkan kerangka kerja strategis yang teleskopik pengamatan dalam kekuatan efek peta, kelemahan, peluang
dan ancaman terhadap singkatan kemudian mengeluarkan usulan menggunakan
pengamatan teleskopik. Jadi, misalnya T = kemajuan teknologi, E = pertimbangan
ekonomi, L = persyaratan hukum dan peraturan, dan lain-lain. Aspek yang paling berguna dari artikel
Panagiotou adalah bahwa tidak hanya apakah dia mengakui kesulitan dalam
menemukan asal-usul SWOT, tetapi ia juga mengelola untuk menggali beberapa
alternatif yang menarik. Berbeda dengan kredit alat untuk Stanford University
Albert Humphrey, SWOT adalah dikreditkan dengan dua profesor Harvard Business
School Unit Kebijakan - George Albert Smith Jr dan C Roland Christiensen selama
awal 1950-an. Kemudian pada tahun 1950 Kebijakan lain HBS Satuan profesor
Kenneth Andrews mengembangkan penggunaan dan aplikasi. Semua profesor adalah
spesialis dalam strategi organisasi sebagai lawan pemasaran. SWOT kemudian
dikembangkan oleh HBS selama 1960-an sampai SWOT menjadi alat yang kita gunakan
saat ini.
Kembali
meski minat mereka dalam konsep Analisis SWOT, tidak satupun dari penulis
dihormati mengutip sebenarnya asal-usulnya. Ini mungkin bahwa asal-usul SWOT
yang telah dilupakan dan terbatas pada sudut perpustakaan berlabel Ini mungkin
bahwa SWOT berasal di sejumlah tempat, atau menjadi tempat umum dalam ruang
pelatihan perusahaan Amerika pada tahun 1950 dan 'cerita rakyat.' 1960-an. Satu
hal adalah benar dan itu adalah jika Anda melakukan review anda sendiri
literatur tentang SWOT yang tidak ada riwayat yang jelas dari pemikiran tentang
topik yaitu bahwa ia tidak memiliki epistemologi didokumentasikan. Dalam hal
ini mahasiswa yang penasaran
berhati-hatilah,pencarian berbasis web tidak ada penjelasanapa itu SWOT. Mereka
mengabadikan pemandangan menjiplak.
Daniel Start dan Ingie Hovland : Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang
klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan
ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini
menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan oleh mereka.
Kerangka SWOT –
sebuah matrix dua kali dua – sebaiknya dikerjakan dalam suatu kelompok yang
terdiri dari anggota kunci tim atau organisasi. pertama, penting untuk
diketahui dengan jelas tentang apa tujuan perubahan kunci, dan terhadap tim
atau organisasi apa analisis SWOT akan dilakukan. Setelah pertanyaan-pertanyaan
ini dijelaskan dan disepakati, mulailah dengan brainstorming gagasan, dan
kemudian setelah itu dipertajam dan diperjelas dalam diskusi.
Perkiraan
mengenai kapasitas internal dapat membantu mengidentifikasi dimana posisi
sebuah proyek atau organisasi saat ini: sumberdaya yang dapat segera
dimanfaatkan dan masalah yang belum juga dapat diselesaikan. Dengan melakukan
hal ini kita dapat mengidentifikasi dimana/kapan sumberdaya baru, keterampilan
atau mitra baru akan dibutuhkan. Bila berpikir tentang kekuatan, perlu
memikirkan tentang contoh-contoh keberhasilan yang nyata dan apa penjelasannya.
Pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan untuk memikirkan isu-isu di atas
antara lain:
Gambar: Analisis SWOT
Analisis SWOT
adalah sebuah instrumen yang beraneka guna, yang dapat digunakan berkali-kali
pada berbagai tahap proyek; membangun sebuah telaah ataui untuk pemanasan
diskusi sebelum membuat perencanaan. Instrumen ini dapat diterapkan secara
luas, atau sub-komponen yang kecil (bagian dari strategi) dapat dipisahkan agar
kita dapat melakukan analisis yang mendetil. SWOT sering menjadi pelengkap yang
berguna ketika melakukan Analisis Pemangku Kepentingan. Kedua instrumen ini
adalah pendahuluan yang baik sebelum melakukan Force Field Analysis dan
Influencing Mapping.
2.2
Kecamatan Selat
2.2.1
Gambaran Umum
Kecamatan
Selat terletak dikabupaten Karangasem yang letaknya dibagian timur di pulau
Bali. Karangasem mempunyai 8 kecamatan, 3 kelurahan, 75 desa, 52 Lingkungan dan 552 dusun, 185 Desa Adat dan 605 Banjar Adat.
1)
Kecamatan Rendang,
2)
Kecamatan Selat,
3)
Kecamatan Sidemen,
4)
Kecamatan Bebandem,
5)
Kecamatan Karangasem,
6)
Kecamatan Manggis,
7)
Kecamatan Abang,dan
8)
Kecamatan Kubu.
Luas
dari kabupaten ini adalah 839.54 km2
dengan jumlah penduduk tahun 2008 mencapai 430.251 jiwa
dan Kepadatan 512,48 jiwa/km2.
Gambar 2.1
2.2
2 Monografi kecamatan Selat:
a) Luas : 80,35 km²
b)
Jumlah penduduk : 34.760 jiwa
c)
Kepadatan : 433
jiwa/km²
e) Batas Wilayah : Utara → Kecamatan Kubu
Barat → Kecamatan Rendang
Selatan →Kecamatan Sidemen
Timur → Kecamatan Bebandem
Tenggara → Kecamatan Manggis
Gambar 2.2
2.2.3 Potensi Wilayah
Kecamatan
Selat sangat kaya dengan kekayaan alam seperti memiliki tanah yang subur,
terdapat bahan-bahan material yang bisa digali serta terdapat sumber air bersih
yang bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar dan sumber air ini pula bisa
dialirkan kekecamatan lain yang ada dikabupaten karangasem.
a)
Potensi lahan subur
Tidak
semua daerah memiliki struktur tanah yang subur seperti struktur tanah yang ada
di kecamatan selat ini. Apabila anda berkunjung kedaerah ini anda akan dapat
melihat daerah persawahan yang luas, sehingga mayoritas penduduk dikecamatan
ini memiliki mata pencaharian sebagai petani. Tidak hanya untuk persawahan
lahan yang tersedia bisa juga dimanfaatkan untuk menanam tanaman perdagangan/
Komoditi :
No
|
Nama Tanaman
|
Banyaknya Pohon/Batang
|
Jumlah Produksi
|
||
Belum Produksi/Muda
|
Berproduksi
|
Tidak Berproduksi
|
|||
1
|
Cengkeh
|
-
|
52400
|
12800
|
-
|
2
|
Kelapa
|
450
|
798100
|
795
|
420038
|
3
|
Kopi
|
72400
|
428276
|
71558
|
140488
|
4
|
Coklat
|
-
|
2160
|
-
|
1026
|
5
|
Panili
|
-
|
6000
|
12000
|
150
|
Dari
tabel diatas menandakan bahwa potensi yang ada sangat beragam, hanya saja hasil
dari tanaman-tanaman tersebut tidak dapat diolah oleh masyarakat karena
kurangnya pendidikan yang dimiliki masyarakat karena masyarakat tidak terlalu
mementingkan pendidikan.
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
1)
Belum Sekolah :
18980 org
2)
Tidak Tamat Sekolah dasar : 3978
org
3)
Tamat SD/ Sederajat :
5085 org
4)
Tamat SLTP/ Sederajat :
3123 org
5)
Tamat SLTA/ Sederajat :
2143 org
6)
Tamat Akaddemi/ Sederajat : 189
org
7)
Tamat Perguruan Tinggi/Sederajat: 262 org
b) Potensi Pertambangan
Di
kecamatan Selat terdapat 2 tempat pertambangan material pasir dan batu ( galian
C) yaitu di Sebudi dan Pejeng. Potensi ini sudah digunakan sejak dulu, sehingga
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan menjadi salah satu
sumber Pendapatan Asli Daerah(PAD) melaui pajak yang disetorkan oleh
perusahaan-perusahaan yang mengolah pertambangan. Namun diprekirakan tidak lama
lagi pertambangan tersebut akan habis. Sehingga akan dibuka tempat-tempat
penambangan yang baru. Dalam penambangan ini banyak perusahaan “nakal” yang
tidak mau membuat ijin, walaupun membuat ijin, ijinnya tidak bisa keluar karena
persyaratan yang sulit terpenuhi oleh perusahaan tersebut.
Dari kegiatan galian seperti
pasti ada dampak positif dan negatifnya, positifnya perekonomian masyarakat
meningkat dan menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) dan dampak
negatifnya adalah kerusakan alam yang sangat luas, banyaknya muncul premanisme
dan menyebabkan tersebarnya penyakit HIV aids.
Apalagi saat ini untuk galian di
daerah Sebudi si dalam ambang batas titik rawan yang perlu mendapat
perhatian serius agar tidak telanjur rusak berat. Upaya koservasi selayaknya
segera dimulai mengingat kawasan Sebudi sebagai kawasan penyangga keberadaan
Pura Kahyagan Jagat Pasar Agung. Wakil Bupati Karangasem menilai kondisi galian
C Sebudi perlu memperoleh apresiasi semua pihak.
Kawasan
Sebudi yang menjadi hamparan bekas lintasan lahar Gunung Agung saat memuntahkan
jutaan meter kubik material yang kini menjadi ladang emas hitam, hendaknya
jangan mewariskan bom waktu suatu saat pasti meledak dan memberi dampak lebih
merugikan kepada masyarakat. Walaupun penambangan masih diperbolehkan
sebaiknya hanya dengan alat manual. Dengan cara itu, kerusakan alam akan diminimalisasi,
juga akan lebih dirasakan manfaatnnya untuk pemerataan peningkatan
kesejahteraan masyarakat setempat. Selama ini, dengan investor galian C
besar-besaran dari luar, keuntungan hanya dinikmati segelintir orang.
"Kami dari Dishut bersama masyarakat di sekitar hutan sudah bekerja keras
menjalankan program dalam rangka merealisasikan Bali Clean and Green dan
program kehutanan pusat.
c) Potensi Pariwisata
Area
persawahan yang luas juga menjadi tempat yang cukup diminati oleh para
wisatawan untuk dikunjungi sekedar mengambil foto pemandangan. Selain memiliki
tanah yang subur dan adanya galian C selat juga memiliki tempat pariwisata
lainnya, yaitu arum jeram “rafting” yang terletak di sungai telaga waja.
Sungai telaga waja ,
sungai yang panjangnya hampir 12 kilometer ini mengalir dari kaki gunung Agung.
Menawarkan pengalaman petualangan Rafting yang tak terlupakan, sejak sungai dan
alam di sekitarnya masih alami dibandingkan tempat lain yang menawarkan
petualangan serupa. Rafting
di sungai telaga waja,
petualangan anda di mulai sejak anda mulai mengayuh dayung,memasuki suatu
suasana alam yang mistis dan juga cantik, melewati hutan tropis yang masih
liar, pure nature,
tumbuhan gantung , tanaman merambat, menciptkan suasana petualangan rafting
yang seru ,betul-betul landskap sempurna yang hampir tidak bisa anda temui di
hiruk pikuknya kota, obat stress pastinya. Nikmati juga air sungai Telaga waja
yang jernih yang mengalir deras di jeram-jeram yang banyak jumlahnya, serta air
terjun yang menjulang. Daerah pariwisata ini sangat jarang sepi pengunjung,
maka dari itu tempat pariwisata ini dapat menambah PAD kabupaten karangasem.
2.3 Identifikasi dan Pengelompokan
Faktor Eksternal
Analisis Faktor Strategis Eksternal
Analisis faktor strategis eksternal difokuskan pada
kondisi yang ada dan kecenderungan yang muncul dari luar, tetapi dapat memberi
pengaruh kinerja organisasi. Setelah mengetahui faktor-faktor strategi
eksternal, selanjutnya susun tabel faktor-faktor Strategis Eksternal (External Strategic Factors Analysis
Summary/EFAS),
dengan langkah sebagai berikut :
1.
Menyusun faktor peluang dan ancaman pada kolom 1.
2.
Memberikan bobot masing-masing faktor pada kolom 2, mulai
dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Bobot dari semua
faktor strategis yang berupa peluang dan ancaman ini harus berjumlah 1.
3.
Menghitung rating dalam (dalam kolom 3) untuk
masing-msing faktor dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat baik/outstanding) sampai dengan
1 (sangat tidak baik/poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut pada kondisi organisasi. Pemberian nilai
rating untuk peluang bersifat positif, artinya peluang yang semakin besar
diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi nilai +1. Sementara untuk
rating ancaman bersifat sebaliknya, yaitu jika nilai ancamannya besar, maka
ratingnya -4 dan jika nilai ancamannya kecil, maka nilainya -1.
4.
Mengalikan bobot faktor pada kolom 2 dengan rating pada
kolom 3. Hasilnya adalah skor pembobotan untuk masing-masing faktor.
5.
Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini adalah untuk
memetakan posisi organisasi pada diagram analisa SWOT.
Mengetahui
faktor-faktor dan matrik internal dari Kecamatan Selat maka langkah pertama
yang dapat dilakukan adalah mengelompokan dan mengidentifikasi segala faktor
eksternal yang ada dalam kecamatan tersebut. Perlu diingat, bahwa yang termasuk
dalam faktor eksternal dalam analisis SWOT adalah opportunity ( kesempatan / peluang ) dan Threat ( Ancaman ). Peluang dan ancaman selalu menyertai keberadaan
suatu organisasi, karena dalam menjalankan aktivitasnya senantiasa melakukan
interaksi dengan pihak lain, secara langsung maupun tidak langsung.
a) Peluang (opportunity)
Adapun
beberapa peluang (opportunity ) yang
dimiliki oleh Kecamatan Selat yaitu :
1.
Akses jalan yang baik;
2.
Investasi pembangunan Villa/ penginapan;
3.
Pembangunan Rumah makan (restoran);
4.
Memiliki keunggulan dari kecamatan lain (nama baik);
5.
Meningkatnya taraf hidup masyarakat.
Adapun beberapa
ancaman (Threat ) dari Kecamatan Selat
yaitu :
1.
Tingkat kejahatan yang meningkat;
2.
Meningkatnya premanisme;
3.
Terjadi perkelahian antar warga;
4.
Wabah penyakit HIV Aids meluas.
Setelah
mengetahui apa saja yang menjadi faktor eksternal dari kecamatan tersebut, maka
faktor-faktor tersebut dimasukan dalam sebuah matrik, yang disebut dengan
matrik eksternal. Matrik eksternal ini terdiri dari :
a.
faktor-faktor eksternal,
yang telah disebutkan di atas tadi
b.
bobot, yang merupakan skala perbandingan dari faktor-faktor
tersebut dilihat dari pengaruhnya terhadap posisi
strategis wilayah.
c.
Rating, yang merupakan skala yang diberikan berdasarakan
pengaruhnya terhadap kondisi wilayah,
makin positif atau baik pengaruhnya terhadap kondisi wilayah, makin tinggi
nilainya. Sedangkan makin kuat
ancamannya bagi wilayah, makin kecil nilainya
d.
Pembobotan, didapatkan dari hasil kali bobot dengan rating (B X R)
e.
Komentar, merupakan keterangan atau tanggapan mengenai
faktor-faktor eksternal tersebut.
f.
Nilai total hasil
Bobot (B) x Rating (R) menunjukkan bagaimana organisasi bereaksi terhadap
faktor strategis eksternalnya. Nilai ini dapat digunakan untuk membandingkan
dengan organisasi lain & untuk mengambil keputusan.
Agar lebihmemahami matrik eksternal, maka di
bawah ini akan digambarkan matri eksternal tersebut :
MATRIK
EKSTERNAL
Faktor Eksternal
|
Bobot
( B )
|
Rating
( R )
|
B X R
|
Komentar
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Peluang (oppoturnity):
|
||||
1. Akses jalan yang baik;
|
0,20
|
4
|
0,80
|
Memudahkan akses
|
2. Investasi
pembangunan Villa/ penginapan
|
0,10
|
3
|
0,30
|
Wisatawan yang berkunjung meningkat
|
3. Pembangunan Rumah makan (restoran);
|
0,10
|
3
|
0,30
|
Memudahkan Wisatawan
|
4.Memiliki
keunggulan dari kecamatan lain (nama baik);
|
0,20
|
4
|
0,80
|
Meningkatkan Citra
|
Jumlah O
|
0,60
|
14
|
2,20
|
|
Ancaman (threats) :
|
||||
1.Tingkat
kejahatan yang meningkat;
|
0,10
|
2
|
0,20
|
Turunnya moral masyarakat
|
2.Terjadinya premanisme
|
0,05
|
2
|
0,10
|
Kurangya pendidikan
|
3.Sering terjadi perkelahian antar warga
|
0,10
|
2
|
0,20
|
Mengganggu ketentraman
|
4. Wabah penyakit HIV Aids meluas.
|
0,15
|
2
|
0,30
|
Menimbulkan ketakutan
|
Jumlah T
|
0,40
|
0,80
|
||
Total
|
1,00
|
3
|
2.4 Identifikasi dan Pengelompokan
Faktor Internal
Dari
gambaran umum Kecamatan Selat maka
langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah mengelompokan dan
mengidentifikasi segala faktor internal yang ada dalam kecamatan tersebut.
Perlu diingat kembali , bahwa yang termasuk dalam faktor internal dalam analisis
SWOT adalah Strenghts ( kekuatan )
dan Weaknesses ( Kelemahan ).
Kekuatan dan kelemahan adalah dua faktor internal yang utama dan merupakan
bawaan turun-temurun dan melekat pada organisasi dari waktu ke waktu.
a)
Kekuatan ( Strengths )
Adapun kekuatan atau potensi yang dimiliki
oleh Kecamatan Selat yaitu :
1.
Memiliki lahan subur yang cukup luas;
2. Memiliki Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) yang cukup tinggi;
3.
Memiliki sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan oleh PDAM, karena Kecamatan
Selat terletak dibawah/ dikaki Gunung Agung
yang merupakan sumber mata air, mata air ini tidak hanya dimanfaatkan
oleh masyarakat sekitar, tapi air bersih ini sudah bisa dinikmati oleh hampir
semua masyarakat kabupaten karangasem;
4.
Memiliki 2 tempat penambangan material pasir dan batu (galian C);
5.
Adanya sungai Telaga Waja sebagai objek pariwisata arum jeram dan untuk
pengairan disawah;
6.
Memiliki letak strategis yaitu dikaki Gunung Agung, yang kaya akan SDA.
b) Kelemahan (Weakness)
Beberapa
Kelemahan dari Kecamatan Selat yaitu :
1.
Kawasan hutan lindung mulai rusak oleh penambang liar
yang tidak memiliki ijin;
2.
Sering terjadi sengketa tanah;
3.
Sering terjadi perkelahian akibat rebutan muatan
pasir/batu;
Setelah
mengetahui apa saja yang menjadi faktor internal dari kecamatan tersebut, maka
faktor-faktor tersebut dimasukan dalam sebuah matrik, yang disebut dengan
matrik internal. Matrik internal ini terdiri dari :
a.
faktor-faktor
internal, yang telah disebutkan di atas tadi
b.
bobot yang merupakan
skala perbandingan dari faktor-faktor tersebut dilihat dari pengaruhnya
terhadap posisi strategis wilayah.
c. Rating, yang merupakan
skala yang diberikan berdasarakan pengaruhnya terhadap kondisi wilayah, makin positif atau baik pengaruhnya terhadap
kondisi wilayah, makin tinggi nilainya.
Sedangkan makin negatif atau tidak baik pengaruhnya (melemahkan)
terhadap kondisi wilayah, makin kecil
nilainya.
d.
Pembobotan, didapatkan dari hasil kali bobot dengan rating (B X R)
e.
Komentar, merupakan keterangan atau tanggapan mengenai
faktor-faktor internal tersebut.
f.
Nilai total hasil
Bobot (B) x Rating (R) menunjukkan bagaimana organisasi bereaksi terhadap
faktor strategis internalnya. Nilai ini dapat digunakan untuk membandingkan
dengan organisasi lain & untuk mengambil keputusan.
Agar lebih
memahami matrik internal, maka di bawah ini akan digambarkan matrik internal
tersebut
MATRIK
INTERNAL
Faktor Internal
|
Bobot
( B )
|
Rating
( R )
|
B X R
|
Komentar
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Kekuatan (Strenght) :
|
||||
1.
Lahan Subur yang Luas
|
0,15
|
3
|
0,45
|
Lahan pertanian
|
2.
Membantu PAD
|
0,10
|
3
|
0,30
|
Meningkatkan PAD
|
3.
Mata Air
|
0,10
|
4
|
0,80
|
Mudah mendapatkan Air
|
4.
Tempat Penambangan( Galian C)
|
0,10
|
3
|
0,30
|
Sebagai mata Pencarian
|
5.
Sungai sebagai tempat wisata( arum jeram)
|
0,20
|
4
|
0,80
|
Menambah Sumber mata pencaharian
|
6.
Letak Strategis Dibawah Kaki Gunung
|
0,10
|
3
|
0,30
|
Memiliki SDA yang melimpah
|
Jumlah S
|
0,75
|
2,95
|
||
Kelemahan (weakness):
|
||||
1. Hutan lindung mulai rusak
|
0,10
|
2
|
0,20
|
Berpotensi
bencana alam
|
2. Sering terjadi sengketa tanah
|
0,05
|
2
|
0,10
|
Memicu keributan
|
3. Sering terjadi perkelahian
|
0,05
|
1
|
0,05
|
Merugikan banyak pihak
|
4. Kurangnya Pendidikan
|
0,05
|
2
|
0,10
|
|
Jumlah
|
0,20
|
0,45
|
||
Total
|
1,00
|
3,35
|
2.5 Perumusan Isu Strategis
Setelah kita mengidentifikasi dan
mengelompokan faktor eksternal dan faktor internal yang ada, maka tahap
selanjutnya adalah merumuskan isu strategis. Isu strategis adalah suatu upaya
atau cara untuk mencari alternatif atau solusi dari permasalahan yang ada.
Dengan isu strategis ini, diharapkan segala permasalahan dan kekurangan yang
ada dapat diselesaikan dengan baik.
Isu
strategis didapat dengan mengawinkan antara faktor internal dengan faktor
eksternal yang ada. Kemudian dicarilah suatu bentuk jawaban yang diharapkan
menjadi solusi dari permasalahan tersebut.
Adapun setelah kita mendapatkan
sebuah jawaban atau alternatif solusi, kemudian diterapkan dalam kenyataannya.
Berikut adalah sebuah matrik analisis SWOT yang memuat isu-isu strategis yang
kiranya dapat menjadi alternatif solusi untuk mengoptimalkan potensi yang ada
maupun memecahkan masalah yang terjadi.
MATRIK ANALISIS SWOT
Internal
Eksternal
|
Strengths
( S )
1. Lahan
Subur yang Luas Memiliki sumber air tetap
2. Membantu
PAD
3. Mata
Air
4. Tempat
Penambangan( Galian C)
5. Sungai
sebagai tempat wisata( arum jeram)
6. Letak
Strategis Dibawah Kaki Gunung
|
Weaknesses
( W )
1.Hutan
lindung mulai rusak
2. Sering terjadi sengketa tanah Terletak di dataran
rendah
3. Sering terjadi perkelahian
4. Kurangnya Pendidikan Masyarakat
|
Opportunities (
O )
1.
Akses jalan yang baik
2.
Investasi pembangunan Villa/ penginapan
3.
Pembangunan Rumah makan (restoran);
4.Memiliki keunggul
an dari kecamatan lain (nama baik);
|
Strategi S-O
1.
Memanfaatkan Lahan dengan sebaik-baiknya
2.
Mendukung pembangunan guna meningkatkan pariwisata
3.
Meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat setempat.
4.
Memberikan stimulan bagi masyarakat untuk berwirausaha
5.
Meningkatkan mutu pendidikan
|
Strategi W-O
1.
Melakukan perawatan terhadap jalan, sehingga akses
tetap lancar
2.
Menutup daerah penambangan yang sudah tidak layak
ditambang lagi
3.
Mengalihkan minat masyarakat untuk beralih kesektor
pariwisata
4.
Meningkatkan pendidikan
masyarakat
|
Threats ( T )
1.Tingkat
kejahatan yang meningkat;
2. Terjadinya
pre manisme
3. Sering
terjadi per kelahian antar warga
4. Wabah
penyakit HIV Aids meluas.
|
Strategi S-T
1.
Meningkatkan pengawasan terhadap penambang liar
2.
Mengadakan Penyuluhan tentang bahaya HIV Aids
3.
Meningkatkan keamanan di masyarakat
4.
Meningkatkan pengawasan dan pemahaman bagi anak
terhadap pendidikan
|
Strategi W-T
1.
Penertiban trehadap perusahaan tanpa ijin
2.
Melakukan reboisasi terhadap hutan gundul
3.
Memperketat pengamanan di setiap wilayah
4.
Meningkatkan kesadaran terhadap bahaya penyakit Aids
|
Setelah kita
membuat tabel matrik analisis SWOT tersebut, maka kita dapat melihat langkah –
langkah apa yang dapat kita ambil untuk mengatasi segala kelemahan dan ancaman
yang ada. Selain itu, kita juga dapat melakukan langkah – langkah yang dapat
mengoptimalkan segala kekuatan dan peluang yang ada di Kecamatan Selat. Dengan
analisis SWOT, diharapkan dapat memberi jawaban dalam menentukan langkah yang
akan diambil ke depannya.
2.6 Manfaat Analisis
SWOT
Adapun beberapa manfaat yang kita dapatkan dari analisis
SWOT ini diantaranya :
- Untuk melakukan perencanaan
dalam upaya mengantisipasi masa depan dengan melakukan pengkajian
bedasarkan pengalaman masa lampau, ditopang sumber daya dan kemampuan yang
miliki saat ini yang akan diproyeksikan kemasa depan.
- Untuk menganalisis
kesempatan/peluang dan kekuatan dalam membuat rencana jangka panjang.
- Untuk mengatasi ancaman dan
kelemahan yang mempunyai kecendrungan menghasilkan rencana jangka pendek,
yaitu rencana untuk perbaikan.
- Untuk
mengidentifikasi Faktor eksternal (O dan S) dan Faktor Internal (S dan W)
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat dlilihat bahwa sangat mudah
untuk menganalisis mencari peluang, kekuatan untuk mengambil keputusan untuk
jangka panjang dengan kata lain untuk masa depan yang lebih terjamin. Sedangkan
analisis ancaman dan kelemahan cenderung untuk jangka pendek dan untuk
perbaikan. Dengan analisis SWOT dapat
dilihat kecamatan Selat memiliki SDA yang melimpah sehingga banyak potensi yang
bisa dikembangkan terutama disektor Pertanian dan Pariwisata. Namun melihat
dari sektor pertambangan walaupun banyak menambah PAD, tapi sektor inilah yang
paling tinggi menimbulkan dampak negatif antara lain kerusakan lingkungan, ini
sangat bertentangan sekali dengan tujuan gubernur bali yaitu menuju “Bali Clean and Green” yang artinya bali bersih dan hijau.
Dikecamatan ini terjadi pengrusakan hutan lindung sehingga sangat berseberangan
dengan prinsip/tujuan dari pemprov Bali. Kemungkinan penambangan-penambangan
yang ada sekarang ini akan segera ditutup karena sangat membahayakan untuk
kehidupan masa depan
3.2 Saran
Dalam menyelesaikan masalah yang
ada, hendaknya kita mengidentifikasi dan mengevaluasi terlebih dahulu segala
faktor yang ada, baik faktor internal maupun faktor eksternal.Selain itu, dalam
mengidentifikasi potensi dan segala kelemahan yang ada, maka dapat digunakan
metode analisis SWOT. Dengan analisis SWOT, kita mendapatkan suatu alternatif
solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dan juga
dapat mengoptimalkan kekuatan dan peluang yang ada di Kecamatan Selat
Walaupun sekarang masa
pembangunan yang memerlukan banyak biaya tidak sepantasnya mengeyampingkan
kondisi alam yang mulai rusak. Kita tidak selamanya bisa tergantung pada alam
yang keadaannya mulai rusak oleh manusia. Seharusnya pemerintah bisa mencarikan
alternatif pekerjaan kepada masyarakat seperti beralih kesektor pariwisata. “
Manusia Bernafas Menggunakan Oksigen Bukan Pasir” jadi mari menjaga kelestarian
alam.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
monografi kecamatan Selat tahun 2005
http://arulmtp.wordpress.com/2008/08/03/analisa-swot-sebagai-alat-perumusan-strategi/
tks (Y)
BalasHapus