Jumat, 12 Oktober 2012

makalah analisis potensi wilayah








disusun oleh:
I Ketut Yuda Suartana
21. 0880
A - 3





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Analisis SWOT untuk Kecamatan Selat”.
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat tantangan dan hambatan. Akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Mataram, Januari 2012

                                                                                         Penulis







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................   i
DAFTAR ISI .........................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................   1
1.1 Latar Belakang ...................................................................   1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................   2
1.3 Tujuan ..................................................................................   2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................   3
2.1  Analisis SWOT...................................................................   3
2.2 Kecamatan Selat ...............................................................   6
       2.2.1 Gambaran Umum.....................................................   6
       2.2.2 Monografi Kecamatan ...........................................   7
       2.2.3 Potensi Wilayah .......................................................   8
2.3 Identifikasi dan Pengelompokan Faktor Eksternal..  12
2.4 Identifikasi dan Pengelompokan Faktor Internal ......  15
2.5 Perumusan Isu Strategis .................................................  18
2.6 Manfaat Analisis SWOT.................................................... 19
BAB III PENUTUP ..............................................................................  21
         3.1 Kesimpulan .........................................................................  21
         3.2 Saran .....................................................................................  21
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................  23






 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

            Pada dasarnya setiap daerah memilik potensi yang bisa dikembangkan, namun masyarakat kurang memiliki pengetahuan untuk menggali potensi yang ada.Disini diperlukan peran pemerintah untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan yang harus dimiliki masyarakat untuk mengolah sumber daya atau potensi yang dimiliki alam. Maka ada sebuah metode yang bisa digunakan yaitu analisis SWOT, dimana metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

            Metode ini akan saya coba aplikasikan pada kecamatan tempat tinggal saya, yaitu di kecamatan Selat,kabupaten Karangasem, yang terletak di provinsi Bali. Dimana kecamatan Selat memiliki tanah yang subur yang diakibatkan oleh sisa abu vulkanik letusan gunung merapi ( Gunung Agung), sehingga potensi yang bisa digali disini adalah sektor pertanian dan galian pasir( galian C) dan tidak ketinggalan pula adanya sungai waja yang dimanfaatkan sebagai tempat olah raga rafting sehingga dapat menarik wisatawan sehingga bisa berkembang pada sektor pariwisata.

1.2 Rumusan Maslah

            Makalah ini mengangkat mengenai penerapan metode analisis SWOT untuk menggali potensi yang ada dikecamatan Selat, kabupaten Karangasem yang terletak di Provinsi Bali ini.

1.3 Tujuan

            1. Mengetahui bagaimana menggunakan metode analisis SWOT
            2. Dapat menggali potensi yang ada dikecamatan.
            3. Untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pelatihan analisis potensi wilayah.





















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Analisis SWOT

            SWOT menurut para ahli : Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. Humphrey memimpin sebuah proyek penelitian yang akhirnya dikembangkan Team Action  Model (TAM) yang merupakan konsep manajemen yang memungkinkan kelompok eksekutif untuk mengelola perubahan. SWOT adalah merupakan gagasan dari Humprhey yang berasal dari Stakeholder dan Analisis SWOT. ", Jika seseorangingin megetahui lebih lanjut tentang penulis di perpustakaan akademik tidak ada artikel yang terakreditasi kepadanya. Hal yang biasa terjadi sepertiini bagi seorang  penelitian yang tidak memiliki publikasi definitif asli sebagai sumbernya. Pendekatan TAM adalah salah satu dari sejumlah yang digunakan oleh peneliti di dunia, meskipun bagi kita pengkreditan untuk Humphrey sebagai pencipta SWOT tidak dapat didukung.

King (2004) juga mengakui bahwa sulit untuk melacak asal-usul akronim SWOT. Dia mengutip Haberberg (2000) sebagai menyatakan bahwa SWOT adalah sebuah konsep yang digunakan oleh para akademisi Harvard pada tahun 1960-an, dan Turner (2002) menghubungkan SWOT ke Igor Ansoff (1987), ketenaran Matrix Ansoff ini. Koch (2000) dianggap sebagai kontribusi dari Weihrich (1982), Dealtry (1992) dan Wheelan dan Hunger(1998). Sekali lagi sementara ini adalah pandangan umum yang diterima para pemikir pada topik SWOT, bahkan pengamat umum akan mengakui bahwa Weihrich (1982) bukanlah pencetus konsep melainkan inovator itu. Sebagai Koch (2004) komentar dia mengakui bahwa serangkaian SWOT / TOWS analisis memiliki keuntungan dari matriks sewenang-wenang tunggal. Wheelan dan Kelaparan (1998) menggunakan SWOT untuk mencari celah dan pertandingan antara kompetensi dan sumber daya dan lingkungan bisnis. Dealtry (1992) dianggap SWOT dalam hal atau kelompok dan vektor dengan tema umum dan interaksi. Shinnō et al (2006) digabung dengan analisis SWOT Analytic Hierarchy Process (AHP) yang peringkat dan prioritas masing-masing elemen menggunakan perangkat lunak. Shinnō et al (2006) tidak benar-benar berurusan dengan keterbatasan yang jelas SWOT (lihat pelajaran kita SWOT untuk penyegaran).

Seseorang fokuskan kembali mengenai SWOT yang ditawarkan oleh Panagiotou (2003). Dia memperkenalkan kerangka kerja strategis yang teleskopik pengamatan  dalam kekuatan efek peta, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap singkatan kemudian mengeluarkan usulan menggunakan pengamatan teleskopik. Jadi, misalnya T = kemajuan teknologi, E = pertimbangan ekonomi, L = persyaratan hukum dan peraturan, dan lain-lain.  Aspek yang paling berguna dari artikel Panagiotou adalah bahwa tidak hanya apakah dia mengakui kesulitan dalam menemukan asal-usul SWOT, tetapi ia juga mengelola untuk menggali beberapa alternatif yang menarik. Berbeda dengan kredit alat untuk Stanford University Albert Humphrey, SWOT adalah dikreditkan dengan dua profesor Harvard Business School Unit Kebijakan - George Albert Smith Jr dan C Roland Christiensen selama awal 1950-an. Kemudian pada tahun 1950 Kebijakan lain HBS Satuan profesor Kenneth Andrews mengembangkan penggunaan dan aplikasi. Semua profesor adalah spesialis dalam strategi organisasi sebagai lawan pemasaran. SWOT kemudian dikembangkan oleh HBS selama 1960-an sampai SWOT menjadi alat yang kita gunakan saat ini.

Kembali meski minat mereka dalam konsep Analisis SWOT, tidak satupun dari penulis dihormati mengutip sebenarnya asal-usulnya. Ini mungkin bahwa asal-usul SWOT yang telah dilupakan dan terbatas pada sudut perpustakaan berlabel Ini mungkin bahwa SWOT berasal di sejumlah tempat, atau menjadi tempat umum dalam ruang pelatihan perusahaan Amerika pada tahun 1950 dan 'cerita rakyat.' 1960-an. Satu hal adalah benar dan itu adalah jika Anda melakukan review anda sendiri literatur tentang SWOT yang tidak ada riwayat yang jelas dari pemikiran tentang topik yaitu bahwa ia tidak memiliki epistemologi didokumentasikan. Dalam hal ini  mahasiswa yang penasaran berhati-hatilah,pencarian berbasis web tidak ada penjelasanapa itu SWOT. Mereka mengabadikan pemandangan menjiplak.

Daniel Start dan Ingie Hovland : Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.

Kerangka SWOT – sebuah matrix dua kali dua – sebaiknya dikerjakan dalam suatu kelompok yang terdiri dari anggota kunci tim atau organisasi. pertama, penting untuk diketahui dengan jelas tentang apa tujuan perubahan kunci, dan terhadap tim atau organisasi apa analisis SWOT akan dilakukan. Setelah pertanyaan-pertanyaan ini dijelaskan dan disepakati, mulailah dengan brainstorming gagasan, dan kemudian setelah itu dipertajam dan diperjelas dalam diskusi.

Perkiraan mengenai kapasitas internal dapat membantu mengidentifikasi dimana posisi sebuah proyek atau organisasi saat ini: sumberdaya yang dapat segera dimanfaatkan dan masalah yang belum juga dapat diselesaikan. Dengan melakukan hal ini kita dapat mengidentifikasi dimana/kapan sumberdaya baru, keterampilan atau mitra baru akan dibutuhkan. Bila berpikir tentang kekuatan, perlu memikirkan tentang contoh-contoh keberhasilan yang nyata dan apa penjelasannya. Pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan untuk memikirkan isu-isu di atas antara lain:














Gambar: Analisis SWOT



Analisis SWOT adalah sebuah instrumen yang beraneka guna, yang dapat digunakan berkali-kali pada berbagai tahap proyek; membangun sebuah telaah ataui untuk pemanasan diskusi sebelum membuat perencanaan. Instrumen ini dapat diterapkan secara luas, atau sub-komponen yang kecil (bagian dari strategi) dapat dipisahkan agar kita dapat melakukan analisis yang mendetil. SWOT sering menjadi pelengkap yang berguna ketika melakukan Analisis Pemangku Kepentingan. Kedua instrumen ini adalah pendahuluan yang baik sebelum melakukan Force Field Analysis dan Influencing Mapping.

2.2  Kecamatan Selat

            2.2.1 Gambaran Umum

Kecamatan Selat terletak dikabupaten Karangasem yang letaknya dibagian timur di pulau Bali. Karangasem mempunyai 8 kecamatan, 3 kelurahan, 75 desa, 52 Lingkungan dan 552 dusun, 185 Desa Adat dan 605 Banjar Adat.

1) Kecamatan Rendang,
2) Kecamatan Selat,
3) Kecamatan Sidemen,
4) Kecamatan Bebandem,
5) Kecamatan Karangasem,
6) Kecamatan Manggis,
7) Kecamatan Abang,dan
8) Kecamatan Kubu.
           
Luas dari kabupaten ini adalah 839.54 kmdengan jumlah penduduk tahun 2008 mencapai 430.251 jiwa dan Kepadatan 512,48 jiwa/km2.

 
















                                                           
                                                            Gambar 2.1

            2.2 2 Monografi kecamatan Selat:

                     a)  Luas                      : 80,35 km²
                     b)  Jumlah penduduk : 34.760 jiwa
                     c)  Kepadatan              : 433 jiwa/km²
                      d) Desa/ Kelurahan : 7 desa (Duda, Duda Timur, Duda Utara, Muncan, Pering Sari, Sebudi, Selat)
                     e)  Batas Wilayah        : Utara → Kecamatan Kubu
                                                            Barat → Kecamatan Rendang
                                                            Selatan →Kecamatan Sidemen
                                                            Timur → Kecamatan Bebandem
                                                            Tenggara → Kecamatan Manggis



                                                            Gambar 2.2

2.2.3 Potensi Wilayah
          Kecamatan Selat sangat kaya dengan kekayaan alam seperti memiliki tanah yang subur, terdapat bahan-bahan material yang bisa digali serta terdapat sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar dan sumber air ini pula bisa dialirkan kekecamatan lain yang ada dikabupaten karangasem.
         
          a) Potensi lahan subur
                        
               Tidak semua daerah memiliki struktur tanah yang subur seperti struktur tanah yang ada di kecamatan selat ini. Apabila anda berkunjung kedaerah ini anda akan dapat melihat daerah persawahan yang luas, sehingga mayoritas penduduk dikecamatan ini memiliki mata pencaharian sebagai petani. Tidak hanya untuk persawahan lahan yang tersedia bisa juga dimanfaatkan untuk menanam tanaman perdagangan/ Komoditi :

No
Nama Tanaman
Banyaknya Pohon/Batang
Jumlah Produksi
Belum Produksi/Muda
Berproduksi
Tidak Berproduksi
1
Cengkeh
52400
12800
 -
2
Kelapa
450
798100
795
420038
3
Kopi
72400
428276
71558
140488
4
Coklat
2160
 -
1026
5
Panili
6000
12000
150

               Dari tabel diatas menandakan bahwa potensi yang ada sangat beragam, hanya saja hasil dari tanaman-tanaman tersebut tidak dapat diolah oleh masyarakat karena kurangnya pendidikan yang dimiliki masyarakat karena masyarakat tidak terlalu mementingkan pendidikan.

   Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
1) Belum Sekolah                               : 18980 org
2) Tidak Tamat Sekolah dasar          : 3978 org
3) Tamat SD/ Sederajat                      : 5085 org
4) Tamat SLTP/ Sederajat                 : 3123 org
5) Tamat SLTA/ Sederajat                 : 2143 org
6) Tamat Akaddemi/ Sederajat         : 189 org
7) Tamat Perguruan Tinggi/Sederajat: 262 org

b) Potensi Pertambangan
    
               Di kecamatan Selat terdapat 2 tempat pertambangan material pasir dan batu ( galian C) yaitu di Sebudi dan Pejeng. Potensi ini sudah digunakan sejak dulu, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah(PAD) melaui pajak yang disetorkan oleh perusahaan-perusahaan yang mengolah pertambangan. Namun diprekirakan tidak lama lagi pertambangan tersebut akan habis. Sehingga akan dibuka tempat-tempat penambangan yang baru. Dalam penambangan ini banyak perusahaan “nakal” yang tidak mau membuat ijin, walaupun membuat ijin, ijinnya tidak bisa keluar karena persyaratan yang sulit terpenuhi oleh perusahaan tersebut.

               Dari kegiatan galian seperti pasti ada dampak positif dan negatifnya, positifnya perekonomian masyarakat meningkat dan menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) dan dampak negatifnya adalah kerusakan alam yang sangat luas, banyaknya muncul premanisme dan menyebabkan tersebarnya penyakit HIV aids.  Apalagi saat ini untuk galian  di daerah Sebudi si dalam ambang batas titik rawan yang perlu mendapat perhatian serius agar tidak telanjur rusak berat. Upaya koservasi selayaknya segera dimulai mengingat kawasan Sebudi sebagai kawasan penyangga keberadaan Pura Kahyagan Jagat Pasar Agung. Wakil Bupati Karangasem menilai kondisi galian C Sebudi perlu memperoleh apresiasi semua pihak.

               Kawasan Sebudi yang menjadi hamparan bekas lintasan lahar Gunung Agung saat memuntahkan jutaan meter kubik material yang kini menjadi ladang emas hitam, hendaknya jangan mewariskan bom waktu suatu saat pasti meledak dan memberi dampak lebih merugikan kepada masyarakat. Walaupun penambangan masih diperbolehkan sebaiknya hanya dengan alat manual. Dengan cara itu, kerusakan alam akan diminimalisasi, juga akan lebih dirasakan manfaatnnya untuk pemerataan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Selama ini, dengan investor galian C besar-besaran dari luar, keuntungan hanya dinikmati segelintir orang. "Kami dari Dishut bersama masyarakat di sekitar hutan sudah bekerja keras menjalankan program dalam rangka merealisasikan Bali Clean and Green dan program kehutanan pusat.

c) Potensi Pariwisata
  
               Area persawahan yang luas juga menjadi tempat yang cukup diminati oleh para wisatawan untuk dikunjungi sekedar mengambil foto pemandangan. Selain memiliki tanah yang subur dan adanya galian C selat juga memiliki tempat pariwisata lainnya, yaitu arum jeram “rafting”  yang terletak di sungai telaga waja.

               Sungai telaga waja , sungai yang panjangnya hampir 12 kilometer ini mengalir dari kaki gunung Agung. Menawarkan pengalaman petualangan Rafting yang tak terlupakan, sejak sungai dan alam di sekitarnya masih alami dibandingkan tempat lain yang menawarkan petualangan serupa. Rafting di sungai telaga waja,  petualangan anda di mulai sejak anda mulai mengayuh dayung,memasuki suatu suasana alam yang mistis dan juga cantik, melewati hutan tropis yang masih liar, pure nature, tumbuhan gantung , tanaman merambat, menciptkan suasana petualangan rafting yang seru ,betul-betul landskap sempurna yang hampir tidak bisa anda temui di hiruk pikuknya kota, obat stress pastinya. Nikmati juga air sungai Telaga waja yang jernih yang mengalir deras di jeram-jeram yang banyak jumlahnya, serta air terjun yang menjulang. Daerah pariwisata ini sangat jarang sepi pengunjung, maka dari itu tempat pariwisata ini dapat menambah PAD kabupaten karangasem.

2.3 Identifikasi dan Pengelompokan Faktor Eksternal
Analisis Faktor Strategis Eksternal
Analisis faktor strategis eksternal difokuskan pada kondisi yang ada dan kecenderungan yang muncul dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh kinerja organisasi. Setelah mengetahui faktor-faktor strategi eksternal, selanjutnya susun tabel faktor-faktor Strategis Eksternal (External Strategic Factors Analysis Summary/EFAS), dengan langkah sebagai berikut :
1.    Menyusun faktor peluang dan ancaman pada kolom 1.
2.    Memberikan bobot masing-masing faktor pada kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis yang berupa peluang dan ancaman ini harus berjumlah 1.
3.    Menghitung rating dalam (dalam kolom 3) untuk masing-msing faktor dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat baik/outstanding) sampai dengan 1 (sangat tidak baik/poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut pada kondisi organisasi. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif, artinya peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi nilai +1. Sementara untuk rating ancaman bersifat sebaliknya, yaitu jika nilai ancamannya besar, maka ratingnya -4 dan jika nilai ancamannya kecil, maka nilainya -1.
4.    Mengalikan bobot faktor pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3. Hasilnya adalah skor pembobotan untuk masing-masing faktor.
5.    Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini adalah untuk memetakan posisi organisasi pada diagram analisa SWOT.

Mengetahui faktor-faktor dan matrik internal dari Kecamatan Selat maka langkah pertama yang dapat dilakukan adalah mengelompokan dan mengidentifikasi segala faktor eksternal yang ada dalam kecamatan tersebut. Perlu diingat, bahwa yang termasuk dalam faktor eksternal dalam analisis SWOT adalah opportunity ( kesempatan / peluang ) dan Threat ( Ancaman ). Peluang dan ancaman selalu menyertai keberadaan suatu organisasi, karena dalam menjalankan aktivitasnya senantiasa melakukan interaksi dengan pihak lain, secara langsung maupun tidak langsung.

a) Peluang (opportunity)

Adapun beberapa peluang (opportunity ) yang dimiliki oleh Kecamatan Selat yaitu :
1.  Akses jalan yang baik;
2.  Investasi pembangunan Villa/ penginapan;
3.  Pembangunan Rumah makan (restoran);
4.  Memiliki keunggulan dari kecamatan lain (nama baik);
5.  Meningkatnya taraf hidup masyarakat.

Adapun beberapa ancaman (Threat ) dari Kecamatan Selat yaitu :
1.  Tingkat kejahatan yang meningkat;
2.  Meningkatnya premanisme;
3.  Terjadi perkelahian antar warga;
4.  Wabah penyakit HIV Aids meluas.

Setelah mengetahui apa saja yang menjadi faktor eksternal dari kecamatan tersebut, maka faktor-faktor tersebut dimasukan dalam sebuah matrik, yang disebut dengan matrik eksternal. Matrik eksternal ini terdiri dari :

a.  faktor-faktor eksternal,  yang telah disebutkan di atas tadi
b.  bobot, yang merupakan skala perbandingan dari faktor-faktor tersebut dilihat dari pengaruhnya terhadap posisi strategis wilayah.
c.   Rating, yang merupakan skala yang diberikan berdasarakan pengaruhnya terhadap kondisi wilayah, makin positif atau baik pengaruhnya terhadap kondisi wilayah, makin tinggi nilainya.  Sedangkan makin kuat ancamannya bagi wilayah, makin kecil nilainya
d.  Pembobotan, didapatkan dari hasil kali bobot dengan rating (B X R)
e.  Komentar, merupakan keterangan atau tanggapan mengenai faktor-faktor eksternal tersebut.
f.    Nilai total hasil Bobot (B) x Rating (R) menunjukkan bagaimana organisasi bereaksi terhadap faktor strategis eksternalnya. Nilai ini dapat digunakan untuk membandingkan dengan organisasi lain & untuk mengambil keputusan.

Agar lebihmemahami matrik eksternal, maka di bawah ini akan digambarkan matri eksternal tersebut :

MATRIK EKSTERNAL
Faktor Eksternal
Bobot
( B )
Rating
( R )
B X R
Komentar
1
2
3
4
5
Peluang (oppoturnity):




1. Akses jalan yang baik;

0,20
4
0,80
Memudahkan akses
2. Investasi pembangunan Villa/ penginapan
0,10
3
0,30
Wisatawan yang berkunjung meningkat
3. Pembangunan Rumah makan (restoran);
0,10
3
0,30
Memudahkan Wisatawan
4.Memiliki keunggulan dari kecamatan lain (nama baik);


0,20
4
0,80
Meningkatkan Citra
Jumlah O
0,60
14
2,20

Ancaman (threats) :




1.Tingkat kejahatan yang meningkat;

0,10
2
0,20
Turunnya moral masyarakat
2.Terjadinya premanisme
0,05
2
0,10
Kurangya pendidikan
3.Sering terjadi perkelahian antar warga
0,10
2
0,20
Mengganggu ketentraman
4. Wabah penyakit HIV Aids meluas.
0,15
2
0,30
Menimbulkan ketakutan
Jumlah T
0,40

0,80

Total
1,00

3



2.4 Identifikasi dan Pengelompokan Faktor Internal

Dari gambaran umum  Kecamatan Selat maka langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah mengelompokan dan mengidentifikasi segala faktor internal yang ada dalam kecamatan tersebut. Perlu diingat kembali , bahwa yang termasuk dalam faktor internal dalam analisis SWOT adalah Strenghts ( kekuatan ) dan Weaknesses ( Kelemahan ). Kekuatan dan kelemahan adalah dua faktor internal yang utama dan merupakan bawaan turun-temurun dan melekat pada organisasi dari waktu ke waktu.

a)  Kekuatan ( Strengths )

 Adapun kekuatan atau potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Selat yaitu :
1. Memiliki lahan subur yang cukup luas;
2. Memiliki Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) yang cukup tinggi;
3. Memiliki sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan oleh PDAM, karena Kecamatan Selat terletak dibawah/ dikaki Gunung Agung  yang merupakan sumber mata air, mata air ini tidak hanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, tapi air bersih ini sudah bisa dinikmati oleh hampir semua masyarakat kabupaten karangasem;
4. Memiliki 2 tempat penambangan material pasir dan batu (galian C);
5. Adanya sungai Telaga Waja sebagai objek pariwisata arum jeram dan untuk pengairan disawah;
6. Memiliki letak strategis yaitu dikaki Gunung Agung, yang kaya akan SDA.


b) Kelemahan (Weakness)

Beberapa Kelemahan dari Kecamatan Selat yaitu :
1.  Kawasan hutan lindung mulai rusak oleh penambang liar yang tidak memiliki ijin;
2.  Sering terjadi sengketa tanah;
3.  Sering terjadi perkelahian akibat rebutan muatan pasir/batu;


Setelah mengetahui apa saja yang menjadi faktor internal dari kecamatan tersebut, maka faktor-faktor tersebut dimasukan dalam sebuah matrik, yang disebut dengan matrik internal. Matrik internal ini terdiri dari :


a.  faktor-faktor internal,  yang telah disebutkan di atas tadi
b.  bobot yang merupakan skala perbandingan dari faktor-faktor tersebut dilihat dari pengaruhnya terhadap posisi strategis wilayah.
c.  Rating, yang merupakan skala yang diberikan berdasarakan pengaruhnya terhadap kondisi wilayah, makin positif atau baik pengaruhnya terhadap kondisi wilayah, makin tinggi nilainya.  Sedangkan makin negatif atau tidak baik pengaruhnya (melemahkan) terhadap kondisi  wilayah, makin kecil nilainya.
d.  Pembobotan, didapatkan dari hasil kali bobot dengan rating (B X R)
e.  Komentar, merupakan keterangan atau tanggapan mengenai faktor-faktor internal tersebut.
f.    Nilai total hasil Bobot (B) x Rating (R) menunjukkan bagaimana organisasi bereaksi terhadap faktor strategis internalnya. Nilai ini dapat digunakan untuk membandingkan dengan organisasi lain & untuk mengambil keputusan.

Agar lebih memahami matrik internal, maka di bawah ini akan digambarkan matrik internal tersebut




MATRIK INTERNAL
Faktor Internal
Bobot
( B )
Rating
( R )
B X R
Komentar
1
2
3
4
5
Kekuatan (Strenght) :




1.  Lahan Subur yang Luas
0,15
3
0,45
Lahan pertanian
2.  Membantu PAD
0,10
3
0,30
Meningkatkan PAD
3.  Mata Air
0,10
4
0,80
Mudah mendapatkan Air
4.  Tempat Penambangan( Galian C)
0,10
3
0,30
Sebagai mata Pencarian
5.  Sungai sebagai tempat wisata( arum jeram)
0,20
4
0,80
Menambah Sumber mata pencaharian
6.  Letak Strategis Dibawah Kaki Gunung
0,10
3
0,30
Memiliki SDA yang melimpah
Jumlah S
0,75

2,95

Kelemahan (weakness):




1. Hutan lindung mulai rusak

0,10
2
0,20
 Berpotensi bencana alam
2. Sering terjadi sengketa tanah
0,05
2
0,10
Memicu keributan
3. Sering terjadi perkelahian
0,05
1
0,05
Merugikan banyak pihak
 4. Kurangnya Pendidikan
0,05
2
0,10

Jumlah
0,20

0,45

Total
1,00

3,35





2.5 Perumusan Isu Strategis

Setelah kita mengidentifikasi dan mengelompokan faktor eksternal dan faktor internal yang ada, maka tahap selanjutnya adalah merumuskan isu strategis. Isu strategis adalah suatu upaya atau cara untuk mencari alternatif atau solusi dari permasalahan yang ada. Dengan isu strategis ini, diharapkan segala permasalahan dan kekurangan yang ada dapat diselesaikan dengan baik.

      Isu strategis didapat dengan mengawinkan antara faktor internal dengan faktor eksternal yang ada. Kemudian dicarilah suatu bentuk jawaban yang diharapkan menjadi solusi dari permasalahan tersebut.

Adapun setelah kita mendapatkan sebuah jawaban atau alternatif solusi, kemudian diterapkan dalam kenyataannya. Berikut adalah sebuah matrik analisis SWOT yang memuat isu-isu strategis yang kiranya dapat menjadi alternatif solusi untuk mengoptimalkan potensi yang ada maupun memecahkan masalah yang terjadi.

MATRIK ANALISIS SWOT

Internal





Eksternal
Strengths ( S )
1.  Lahan Subur yang Luas Memiliki sumber air tetap
2.  Membantu PAD
3.  Mata Air
4.  Tempat Penambangan( Galian C)
5.  Sungai sebagai tempat wisata( arum jeram)
6.  Letak Strategis Dibawah Kaki Gunung
Weaknesses ( W )
1.Hutan lindung mulai rusak
2. Sering terjadi sengketa tanah Terletak di dataran rendah
3. Sering terjadi perkelahian
4. Kurangnya Pendidikan Masyarakat
Opportunities ( O )
1.   Akses jalan yang baik
2.    Investasi pembangunan Villa/ penginapan
3.    Pembangunan Rumah makan (restoran);
4.Memiliki keunggul an dari kecamatan lain (nama baik);

Strategi S-O
1.  Memanfaatkan Lahan dengan sebaik-baiknya
2.  Mendukung pembangunan guna meningkatkan pariwisata
3.  Meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat setempat.
4.  Memberikan stimulan bagi masyarakat untuk berwirausaha
5.  Meningkatkan mutu pendidikan
Strategi W-O
1.  Melakukan perawatan terhadap jalan, sehingga akses tetap lancar
2.  Menutup daerah penambangan yang sudah tidak layak ditambang lagi
3.  Mengalihkan minat masyarakat untuk beralih kesektor pariwisata
4.  Meningkatkan pendidikan  masyarakat
Threats ( T )
1.Tingkat kejahatan yang meningkat;
2. Terjadinya pre manisme
3. Sering terjadi per kelahian antar warga
4. Wabah penyakit HIV Aids meluas.

Strategi S-T
1.  Meningkatkan pengawasan terhadap penambang liar
2.  Mengadakan Penyuluhan tentang bahaya HIV Aids
3.  Meningkatkan keamanan di masyarakat
4.  Meningkatkan pengawasan dan pemahaman bagi anak terhadap pendidikan

Strategi W-T
1.  Penertiban trehadap perusahaan tanpa ijin
2.  Melakukan reboisasi terhadap hutan gundul
3.  Memperketat pengamanan di setiap wilayah
4.  Meningkatkan kesadaran terhadap bahaya penyakit Aids

Setelah kita membuat tabel matrik analisis SWOT tersebut, maka kita dapat melihat langkah – langkah apa yang dapat kita ambil untuk mengatasi segala kelemahan dan ancaman yang ada. Selain itu, kita juga dapat melakukan langkah – langkah yang dapat mengoptimalkan segala kekuatan dan peluang yang ada di Kecamatan Selat. Dengan analisis SWOT, diharapkan dapat memberi jawaban dalam menentukan langkah yang akan diambil ke depannya.


2.6 Manfaat Analisis SWOT

Adapun beberapa manfaat yang kita dapatkan dari analisis SWOT ini diantaranya :
  • Untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan dengan melakukan pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau, ditopang sumber daya dan kemampuan yang miliki saat ini yang akan diproyeksikan kemasa depan.
  • Untuk menganalisis kesempatan/peluang dan kekuatan dalam membuat rencana jangka panjang.
  • Untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai kecendrungan menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk perbaikan.
  • Untuk mengidentifikasi Faktor eksternal (O dan S) dan Faktor Internal (S dan W)


























BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
         
          Dari pembahasan diatas dapat dlilihat bahwa sangat mudah untuk menganalisis mencari peluang, kekuatan untuk mengambil keputusan untuk jangka panjang dengan kata lain untuk masa depan yang lebih terjamin. Sedangkan analisis ancaman dan kelemahan cenderung untuk jangka pendek dan untuk perbaikan. Dengan analisis SWOT  dapat dilihat kecamatan Selat memiliki SDA yang melimpah sehingga banyak potensi yang bisa dikembangkan terutama disektor Pertanian dan Pariwisata. Namun melihat dari sektor pertambangan walaupun banyak menambah PAD, tapi sektor inilah yang paling tinggi menimbulkan dampak negatif antara lain kerusakan lingkungan, ini sangat bertentangan sekali dengan tujuan gubernur bali yaitu menuju “Bali Clean and Green”  yang artinya bali bersih dan hijau. Dikecamatan ini terjadi pengrusakan hutan lindung sehingga sangat berseberangan dengan prinsip/tujuan dari pemprov Bali. Kemungkinan penambangan-penambangan yang ada sekarang ini akan segera ditutup karena sangat membahayakan untuk kehidupan masa depan

3.2 Saran

Dalam menyelesaikan masalah yang ada, hendaknya kita mengidentifikasi dan mengevaluasi terlebih dahulu segala faktor yang ada, baik faktor internal maupun faktor eksternal.Selain itu, dalam mengidentifikasi potensi dan segala kelemahan yang ada, maka dapat digunakan metode analisis SWOT. Dengan analisis SWOT, kita mendapatkan suatu alternatif solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dan juga dapat mengoptimalkan kekuatan dan peluang yang ada di Kecamatan Selat

          Walaupun sekarang masa pembangunan yang memerlukan banyak biaya tidak sepantasnya mengeyampingkan kondisi alam yang mulai rusak. Kita tidak selamanya bisa tergantung pada alam yang keadaannya mulai rusak oleh manusia. Seharusnya pemerintah bisa mencarikan alternatif pekerjaan kepada masyarakat seperti beralih kesektor pariwisata. “ Manusia Bernafas Menggunakan Oksigen Bukan Pasir” jadi mari menjaga kelestarian alam.
































 DAFTAR PUSTAKA

Buku monografi kecamatan Selat tahun 2005
http://arulmtp.wordpress.com/2008/08/03/analisa-swot-sebagai-alat-perumusan-strategi/

1 komentar: